Kamu, Sebagai awal dan akhir kalimat, Kini mulai tak bermakna, selain hanya sebuah kata. Kata yang sekaligus menjadi kalimat. Dihadapanmu tersimpan titik, seolah menegaskan bahwa cukup buatku untuk mengikuti. Entah engkau memang ingin sendiri atau ada kata lain yang sedang ditungggu. kau bilang lupakan saja makna kita. Kita tak pernah benar - benar ada. Kau adalah kau dan aku adalah aku.
Kita pernah menjadi awal kalimat. Memikat semua perhatian, menzita seluruh angan. Sebagai awal harapaan bagi hati yang pernah terluka lalu hendak berbahagia. Luka yyang belum benar - benar sembuh kau coba balut dengan awal yang membahagiakan. Aku kira ada aku yang akan bersanding setelah kamu, lalu diakhiri dengan titik. Sehingga dalam satu kalimat hanya ada aku dan kamu, tak ada yang lain. Begitulah saat kamu menjadi awal kalimat dan harapan.
Sampai pada akhirnya kau menjadi akhir kalimat. Tak mengizinkan aku masuk dalam kalimat. Menutup rapat pintu dengan belaian lembut, sampai aku tak sadar bahwa kau mengusirku dari awal yang bahagia. Tanpa aku, kau tutup kalimat itu dengan titik. Tegas dan lugas. Mengakhiri setiap jengkal imajinasi dan harapa.
Beitulah kamu, Awal dan akhir sebuaah kalimat. Sempat menzimpan ribuan makna, yang kini tinggal sebuah kata.
(Rewrite)
Comments
Post a Comment